My Diary.
to Share my Life Events

Penerapan Keselamatan Kerja di Perkebunan Kelapa Sawit

Related image

sepatu safety murah - Aplikasi safety di perkebunan kelapa sawit tidak mudah di aplikasikan karena tenaga kerja terlebih pekerja lapangan memiliki tingkat pendidikan yang rendah hingga susah untuk mengaplikasikan budaya safety atau keselamatan kerja yang aman terlebih pekerja lapangan senantiasa berhubungan dengan alat-alat kerja yang tajam seperti parang, cangkul, dodos dan beberapa bahan kimia baik pestisida dan pupuk. Berikut bagian yang perlu di kerjakan berdasar pada pengalaman saya untuk membuat budaya keselamatan kerja yang baik dan system safety yang berkepanjangan :

1. Safety Talk

Beberapa besar staff perkebunan kelapa sawit sudah berpendidikan sarjana hingga jadi orang yang bertanggungjawab pada terhadap keselamatan beberapa pekerja harus dapat melakukan sosialisasi mengenai cara aman bekerja. Di saat apel pagi atau muster morning adalah saat yang tepat untuk menyisipkan pesan-pesan penting mengenai keselamatan kerja paling tidak 5-10 menit. Jadi contoh seseorang asisten menerangkan pentingnya penggunaan masker untuk tim penyemprotan untuk kesehatan pekerja lalu keesokan hari diterangkan sekali lagi pemakaian avron, keterangan safety harus bertahap.

2. Monitoring pemakaian alat- alat keselamatan kerja

Bila sistem safety talk sudah jalan dan dipahami oleh beberapa pekerja maka juga akan dilanjutkan dengan monitoring pemakaian alat-alat safety oleh beberapa supervisi/mandor lapangan, setiap supervisi harus memiliki buku monitoring safety karyawan di mana buku itu memberikan nama pekerja dan alat-alat safety, jadi contoh untuk pemanen ditulis nama pemanen dan alat-alat safety yang harus di bawa dan digunakan seperti sarung dodos, helm, sarung tangan, kacamata dan sepatu setiap item yang tuls dicek oleh supervisi apakah sudah dibawa atau tidak.

3. Sosialisasi dan Aplikasi MSDS (Material Safety Data Sheet)

Sosialisasi MSDS ini sangat penting terlebih dalam pemakaian beberapa bahan beracun/kimia seperti pestisida dan pupuk. Lembaran MSDS terbagi dalam panduan bahan aktif, bahaya dan tanda, perlengkapan perlindungan dan aksi hindari kecelakaan dan P3K/firsd aid. Cara sosialiasasi MSDS ini di kerjakan lewat cara melaminating lembaran MSDS yang juga akan di beri pada staff lapangan dan supervisi. Untuk step awal beberapa asisten lapangan/supervisi membacakan dan sosialisasi MSDS ini dilakukan saat karyawan juga akan bekerja, setelah itu setelah memahami dan tahu karyawan dengan bertukaran diminta menerangkan kembali MSDS itu setelah sosialisasi dalam beberapa bln. maka juga akan dilakukan pertanyaan acak pada karyawan dan sekaligus memperpraktekkan : Jadi contoh staff lapangan ajukan pertanyaan ' Ujang bila toksin terserang mata apa yang harus di kerjakan? ' bila siujang memahami MSDS maka juga akan menjawab dengan spontan 'Segera dibasuh dengan air bersih dengan mengalir selama 15 menit sembari buka kelopak mata' kemudian si ujang juga akan mensimulasikan dimuka karyawan yang beda. Pada MSDS sudah ada aksi P3K bila toksin terserang mata, kulit, terhirup dan tertelan hingga aksi basic P3k sudah di ketahui oleh karyawan.

4. Pembuatan nearmiss

Dalam safety kita mengetahui piramida safety, bila dalam 10000 peristiwa nyaris celaka bila tidak diantisipasi dengan baik menyebabkan 600 kecelakaan kecil dan juga akan mengakibatkan 1 fatality atau kematian pastinya kita juga akan hindari korban salah satu usaha hindari hal itu dengan pembuatan " system nearmiss ". Arti nearmiss nyaris sama juga dengan nyaris celaka aplikasi nearmiss di perkebunan kelapa sawit dapat dilakukan lewat cara jadi contoh bila kita menjumpai mobil karyawan dengan keadaan ban gundul maka juga akan di buat laporan dalam form nearmiss di mana sopir harus bertanda tangan dan di beri tempo selekasnya ganti ban selama belumlah ada perubahan ban maka mobil tidak bisa beroperasi. Setiap asisten lapangan diharuskan buat form nearmiss sejumlah 5 -10 dengan pemecahannya setiap bulannya. Dengan dibuatnya nearmiss setiap bln. diinginkan beberapa hal yang nyaris celaka dapat diantisipasi sebelumnya.

5. Rapat safety bulanan

Dalam satu kebun/estate atau PT dibuat tim P2K3l yang terdiri pimpinan tinggi kebun, manager, asisten dan mandor2 di perkebunan yang di untuk jadi beberapa seksi yakni seksi kendaraan, panen, perawatan dan lingkungan dalam setiap bln. membuat rapat pelajari mengenai proses safety dan lingkungan dan program dan perbaikan yang juga akan dilakukan.

6. Reward dan Punishment (penghargaan dan hukuman/ragu)

Bila sosialisasi sudah jalan dengan baik maka juga akan diaplikasikan system denda dan penghargaan jadi contoh bila karyawan tidak memakai helm maka juga akan di denda sejumlah Rp 50000 di setorkan pada pengurus serikat pekerja dan berbentuk penghargaan jadi contoh juga akan diberi reward dengan surprise bila karyawan didapati berkendara dengan surat komplit dan dengan motor yang standard maka juga akan di beri hadiah uang atau barang.

Aplikasi safety di perkebunan kelapa sawit tidaklah hal yang mudah karena perkebunan kelapa sawit adalah industri padat karya dengan memperkerjakan sebagaian besar tenaga dengan pendidikan yang masih tetap rendah hingga proses safety awal mulanya sangat menyebalkan dan melelahkan untuk beberapa pekerja. Dapat dipikirkan tidak punya kebiasaan memakai helm standard diminta harus memakai helm standard pasti keluar beragam resistensi dari beberapa pekerja. Bila sudah terjadi budaya keselamatan kerja yang baik maka juga akan di dapat pertanyaan dari karyawan begini " pak sarung tangan semprot saya robek tolong pak secepat-cepatnya di ubah " atau " pak avron semprot saya telah lama saat ini telah tidak tebal cepatlah pak ditukar dengan yang baru ".
Unknown Unknown Author